Halaman
Kelas VIII SMP/MTs
Semester 1
72
Seni Budaya
73
1. Mengidentifikasi
keunikan
gerak
tari
tradisional
daerah
setempat
dengan
daerah lain.
2.
Membandingkan keunikan
gerak tari tradisional daerah setempat dengan
daerah lain.
3. Mengidentifikasi
pola
lant
ai
pada
gerak
tari
tradisional
daerah
setempat.
4.
Mengidentifikasi
properti
pada
gerak
tari
tradisional
da
erah
setempat.
5.
Mengidentifikasi
tata
rias
dan
busana
pada
gerak
tari
tra
disional
daerah
setempat.
6.
Membandingkan pola lant
ai gerak tari tradisional daerah setempat.
7.
Membandingkan properti
gerak tari tradisional daerah setempa.
8.
Membandingkan tata rias
gerak tari tradisional daerah setempat.
9.
Melakukan ragam gerak ta
ri tradisional dengan menggunakan pola lantai.
10.
Melakukan ragam gerak ta
ri tradisional dengan menggunakan properti.
11.
Merangkai ragam gerak ta
ri tradisional sesuai hitungan.
12.
Menyajikan ragam gerak t
ari tradisional sesuai iringan.
13.
Menyajikan ragam gerak t
ari tradisional dengan lisan maupun tulisan.
Setelah mempelajari BAB 5, peserta didik diharapkan dapat mengapresiasi dan
berkreasi Seni
Tari, yaitu:
Merangkai Gerak
Tari Tradisional
BAB
5
Alur Pembelajaran
Kelas VIII SMP/MTs
Semester 1
74
Ketika kamu menyaksikan sebuah pertunjukan tari, aspek apa saja yang kamu
lihat?
Coba
kamu
amati
gambar
di
bawah
ini
untuk
mengidentifikasi
aspek-
aspek tersebut!
T
ari tradisional sudah ada seiring dengan sejarah perkembangan tari itu sendiri.
Kita dapat belajar dan mengama
ti
dari sejarah perkembangan tari di Indonesia
yang telah diwaris
kan para seniman tari sebagai hasil karya daya cipta yaitu tari
tradisional.
T
ari tradisional tidak bisa terlepas dari pola kehidupan sosial budaya
masyarakat daerah setempat. Oleh karena itu dalam setiap daerah mempunyai tari
tradisional yang berbeda-beda. Keberagaman tari tradisional tersebut mempunyai
keunikan sendiri, sehingga bentuk-bentuk tari di setiap daerah harus terus
menerus di pelihara, di lestarikan atau di tradisikan sebagai suatu warisan budaya.
(Sumber gambar: Dok. Kemdikbud, 2013)
1
2
3
4
Seni Budaya
75
(Sumber gambar: Dok. Kemdikbud, 2013)
5
7
6
8
Kelas VIII SMP/MTs
Semester 1
76
(Sumber gambar: Dok. Kemdikbud, 2013)
1) Gambar manakah yang me
nunjuk
kan tari tradisi
o
nal di daerah
mu?
2) Dapatkah kamu menirukan gerakan tari tradisi
o
nal tersebut?
3)
Apakah perbedaan yang menonjol dari berbagai tari tradisional tersebut?
4) Adakah persamaan dalam setiap gerak tari tradisional tersebut?
5) Bagaimanakah tata rias dan busana pada tarian tersebut?
6) Bagaimanakah pola lantai dari setiap gerak tari tradisional tersebut?
7)
Dapatkah
kamu
mengidentifikasi
properti
apa
saja
yang
di
gunakan?
9
10
11
12
Seni Budaya
77
No. Gambar
Asal Daerah
Nama Tarian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Berdasarkan pengamatan kamu, sekarang kelompok
kan dan isilah tabel di
bawah ini sesuai dengan asal tarian:
Setelah kamu mengisi kolom tentang daerah asal tari tradisional tersebut,
kemudian diskusikanlah dengan teman-teman dan isilah kolom di bawah ini!
Format Diskusi Hasil Pengamatan
Nama Siswa
:
NIS
:
Hari/T
anggal Pengamatan
:
No.
Aspek yang Diamati
Uraian Hasil Pengamatan
1
Ragam gerak
2
Keunikan gerak
3
Properti tari
4
Tata rias dan busana
5
Tata iringan
Agar kamu lebih mudah memahami, bacalah konsep-konsep tentang tari tradisional
beserta unsur pendukung tari berikut ini. Selanjutnya, kamu bisa mengamati lebih
lanjut dengan melihat pertunjukan langsung ataupun melihat gambar, tayangan dari
video serta membaca referensi dari berbagi sumber belajar yang lain.
Kelas VIII SMP/MTs
Semester 1
78
A. Pengertian Tari Tradisional
Tahukah kamu bahwa setiap suku di
Indonesia memiliki gerak tari yang berbeda-beda.
Perbedaan gerak menunjukkan kekayaan dan
keunikan gerak tari tradisional Indonesia.
Keunikan gerak dapat dijumpai salah satunya
tari Yospin Pancer dari Papua. Keunikan terletak
pada gerak kaki yang ritmis disertai dengan
permainan memukul tifa. Keahlian secara khusus
sangat di
perlukan untuk dapat melakukan gerak
dinamis pada kaki sambil memukul tifa.
Keunikan gerak dapat dijumpai juga pada tari
Kecak dari Bali. Penari duduk me
lingkar sambil
menggerakkan tangan ke atas sebagai simbol
lidah api yang menyala. Penari mengucapkan
kata “cak...cak...cak...” sebagai iringan gerak.
Keunikan tari Kecak tidak hanya pada gerak
tetapi juga pada iringan. Keunikan ini hampir
sama dengan tari Saman dari Aceh. Penari me
-
nyanyi sambil melakukan
gerak dengan menepuk
hampir seluruh badan dan anggota badan. Bunyi
tepukan dan nyanyian dijadikan sebagai iringan.
Keunikan gerak dapat dijumpai juga pada tari
bertema
perang di daerah Kaliman
tan. Gerakan
kaki yang tertahan dengan langkah yang lebar
memiliki kesamaan dengan keunikan tari Cakalele
dari Ternate. Keunikan gerak tidak hanya pada
penari putra tetapi juga pada penari putri. Tari
Burung Enggang dari Kalimantan, keunikan
gerak terletak pada gerak pergela
ngan tangan ke
atas dan ke bawah sehingga bulu-bulu burung
enggang yang diselip
kan pada jari-jari dapat
mengembang
seperti sayap burung yang hendak
terbang. Keunikan ge
rakan pada
bagian tangan
ini memiliki kemiripan dengan tari Tanggai dari
Palembang.
Lentikan gerak pada jari-jari tangan dapat
dijumpai pada tari Gending Sriwijaya dari
Sumatra Selatan.Tarian ini memiliki kesamaan
dengan gerak lentikan jari dapat dijumpai juga
pada tari Sekapur Sirih dan Persembahan dari
Melayu.
(Sumber gambar. Kemdikbud, 2013)
Gambar 5.1
Keunikan gerak tari tifa daerah Papua
terletak pada gerakan kaki.
(Sumber gambar: Kemdikbud, 2014)
Gambar 5.2
Tari Saman dengan mengguna
kan pola
lantai garis lurus.
(Sumber gambar: Kemdikbud, 2013)
Gambar 5.3
Keunikan gerak tari dari daerah Kalimantan.
Seni Budaya
79
Keunikan gerak pada tari daerah Kaliman
tan terletak
pada gerakan tangan terutama pada gerak tari gaya
perempuan. Lentikan tangan dengan memegang bulu
burung enggang menjadi salah satu keunikan. Keunikan
gerak ini disebabkan tarian daerah Kalimantan yang
bersumber pada simbolisasi gerak burung Enggang.
Keunikan gerak pada tarian daerah Sulawesi adalah
tari Pakarena me
rupa
kan salah satu contoh tari
an daerah
Sulawesi Selatan yang sering diguna
kan sebagai acuan.
Pada tari Pakarena gerakan kaki yang tertahan pada lantai
dan tangan dengan menggunakan kipas merupakan salah
satu keunikan tarian ini.
Gerakan pada tari Pakarena dilakukan dengan lembut
dan mengalun, walaupun musik yang mengiringi tarian ini
meng
hentak-hentak.
Hal ini sesuai
dengan
filosofi
hidup
masyarakat Bugis sebagai pelaut walaupun ombak datang
ber
gulung tetapi kapal tetap harus dijalankan perlahan
mengikuti alur gelombang.
Keunikan pada tarian daerah Jawa biasanya tertuju
pada tari yang tumbuh dan berkembang di keraton. Tari-
tarian yang berkembang di keraton memiliki aturan-aturan
ter
sendiri dalam melakukan gerakan.
Setiap
gerak
memiliki
makna
dan
filosofi
tersendiri.
Tari-tarian yang ber
tumbuh dan berkembang di luar
tembok keraton biasa
nya mengacu pada gerakan
tradisional tarian keraton.
Keunikan gerak tari yang tumbuh dan berkembang
juga dimiliki tarian ke
rakyat
an. T
arian ini tumbuh dan
ber
kembang di masyarakat luas. Di
daerah Jawa Barat
dikenal dengan tari Jaipong. Di daerah Jawa Tengah
dikenal dengan sebutan Lengger, di daerah Melayu
di
kenal dengan Joged.
Pada tarian kerakyatan biasa
nya gerak yang dilakukan
secara spontan me
ngikuti irama dan tidak memiliki aturan
baku dalam melakukan gerak.
Tarian kerakya
tan ini ada
yang bersifat per
gaulan tetapi ada juga yang bersifat magis.
Pada tarian Jaranan misalnya, pe
nari pada saat tertentu
yaitu kondisi trance dan mereka bisa makan pecahan kaca.
(Sumber gambar: Kemdikbud, 2013)
Gambar 5.4
Keunikan gerak tari Pakarena
dari daerah Sulawesi Selatan.
(Sumber gambar: Kemdikbud, 2013)
Gambar 5.5
Gerak tari Gambyong dari
Surakarta daerah Jawa Tengah.
Setelah kamu belajar tentang konsep-konsep tari tradisi
on
al.
Jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini!
1.
Ap
a yang dimaksud dengan tari tradisional?
2.
Ap
akah setiap daerah memiliki tari tradisional?
Kelas VIII SMP/MTs
Semester 1
80
B. Pola Lantai Tari Tradisional
Pola lantai pada tari tradisional
Indonesia pada prinsip
nya hampir
sama yaitu garis l
urus dan
garis lengkung. Garis lengkung
ter
masuk pola lingkaran dan
garis lurus bias m
embuat segi
empat, segitiga, atau ber
jajar.
Pola lantai dapat juga dilaku
kan
dengan
cara kombi
na
si
antara
garis lurus dan garis lengkung.
Kom
bi
na
si
ini dilakukan agar
gerak tampak lebih dinamis.
Pola lantai tari Saman dari
Aceh meng
gunakan garis
lurus.
P a r a penari duduk lurus di lantai
selama me
nari.
Pola lantai tari Saman me
-
ru
pakan salah satu ciri yang tidak
dimiliki oleh da
erah lain. Po
la
lantai tari Bedaya baik di
Keraton
Sura
kar
ta
maupun Yogyakar
ta
ba
nyak
meng
guna
kan
pola-pola
garis lurus. Garis lurus pada ta
rian
Saman
atau Bedaya me
ru
pa
kan
sim
bo
li
sa
si
pada hubung
an
ver
ti
kal
d
engan Tuhan dan horisontal dengan
lingku
ngan
sekitar.
Tari Kecak selain unik dari segi gerak juga
unik dari segi pola lantai. Kecak lebih banyak
menggunakan pola lantai melingkar atau
lengkung dan tidak menggunakan pola lantai
garis lurus. Hal ini memiliki ke
sa
ma
an
dengan pola lantai tari Randai dari Suma
tra
Barat.
Sumber gambar: Kemdikbud, 2014
Gambar 5.6
Tari Saman dengan mengguna
kan
p
ola lantai garis lurus.
Sumber gambar:
Kemdikbud, 2014
Gambar 5.7
Tari Kecak dengan pola lantai
garis lengkung dan membentuk lingkaran.
Setelah kamu belajar tentang pola lantai tari tradisional,
jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini!
1.
Ada berapa jenis pola lantai?
2.
Jelaskan tiga fungsi pola lantai pada tari tradisional!
Seni Budaya
81
(Sumber gambar: Kemdikbud.2013)
Gambar 5.8
Tata rias dan busana tokoh
Pregiwati pada epos Ramayana.
(sumber gambar: Kemdikbud, 2014)
Gambar 5.9
Tata rias dan busana karakter burung Merak.
C. Tata Rias dan Busana Tari Tradisional
Tata rias dan tata busana pada tari tradisional
memiliki fungsi penting. Ada dua fungsi tata rias
dan tata busana pada tari tradisio
nal yaitu; 1) sebagai
pe
mbentuk karakter atau watak; dan 2) sebagai pembentuk
tokoh. Pembentukan karakter atau watak dan tokoh
dapat dilihat pada tata rias wajah yang digunakan dan
juga busana yang dipakai.
Karakter pemarah, jahat, dan sejenisnya biasanya
menggunakan tata rias warna merah yang dominan.
Demikian juga busana yang digunakan secara visual
menunjukkan tokoh tersebut jahat. Tokoh raksasa
pada epos Ramayana misalnya, digambarkan dengan
riasan wajah yang merah menyala dengan bagian
mulut penuh taring. Tata busana yang digunakan
dengan menggunakan rambut gimbal panjang dan
menyeramkan.
Karakter tokoh baik pada epos Ramayana
biasanya menggunakan riasan cantik se
perti riasan
pada Pregiwa
sebagai istri Gatot Kaca. Tata rias dan
tata busana tampak cantik dan bersahaja. Tata rias
dan busana juga dapat menun
juk
kan tokoh lucu. Epos
Ramaya
na ditunjuk
kan pada tata rias dan busana
Punakawan yaitu Semar, Petruk, Bagong, dan Gareng.
T
ata rias dan busana pada tari tradisional tidak
hanya bersumber pada epos Ramayana tetapi juga
tarian lepas yaitu tarian yang tidak berhubungan
dengan cerita Ramayana.
Tokoh dan karakter dapat dijumpai juga pada
tari tentang fauna seperti Tari Merak. Tata rias
pada tari Merak yang digunakan memperlihatkan
seekor burung Merak yang indah. Tata busana yang
digunakan merupa
kan perwujudan dengan sayap dan
tutup kepala sebagai ciri khas yang menunjukkan
perwujudan burung Merak. Ada juga tata rias dan
tata busana tari Kijang dari Jawa Tengah, tari Burung
Enggang dari Kalimantan, tari Cendrawa
sih dari
Bali, tari Kukilo dari Jawa
Tengah.
Kelas VIII SMP/MTs
Semester 1
82
Setelah mempelajari tata rias dan tata busana dalam tari tradisional, identi
-
fikasikanlah tata rias dan busana tari yang berkembang di tempat tinggalmu
dengan cara memberi tanda ceklist (
P
) pada tabel berikut !
No.
Nama Tari
Karakter
Tokoh
1
2
3
4
5
D. Properti Tari Tradisional
Properti merupakan salah satu unsur
pendukung dalam tari. Ada tari yang mengguna
-
kan properti
tetapi ada juga tidak menggunakan.
Pro
perti yang digunakan ada yang menjadi
nama tarian tersebut. Contoh tari Payung
mengguna
kan payung, tari Piring menggunakan
piring sebagai
properti. Kedua tarian ini berasal
dari Sumatra Barat. Tari Lawung dari keraton
Yogya
karta menggunakan
Lawung (tombak)
sebagai properti tarinya.
Ada juga tarian yang menggunakan pro
perti
tetapi tidak digunakan
sebagai nama tarian.
Contoh tari Pakarena mengguna
kan Kipas, tari
Merak menggunakan Selendang, tari Serimpi
dari Y
ogyakarta atau Surakarta ada yang
menggunakan Kipas, Keris atau pro
per
ti lain.
Ini
hanya beberapa contoh pro
perti yang
digunakan
dalam tarian tradisi
o
nal, masih
banyak tari dari
daerah lain yang menggunakan properti sebagai
pen
dukung. T
ari Nelayan, tari Tani mengguna
-
kan tudung kepala dan hampir semua jenis
tarian perang mengguna
kan tameng dan senjata
perang lain
seperti keris. Ada juga tarian yang
meng
guna
kan properti
kukusan yaitu tempat
untuk membuat tupeng terbuat dari anyaman
bambu yang digunakan sebagai kurungan dalam
tari Lengger gaya Banyumasan.
Sumber gambar: Kemdikbud, 2014
Gambar 9.10
Tari Tani yang menceritakan petani kopi memetik
hasil panen dengan menggunakan caping sebagai
properti.
Sumber gambar: Kemdikbud, 2013
Gambar 9.11
Gerak tari Kipas dengan mengguna
kan p
roperti kipas.
Seni Budaya
83
dok.kemdikbud, 2013
Gambar 9.12
Gerak tari daerah
dengan mengguna
kan tudung kepala sebagai properti.
Sumber gambar: Kemdikbud, 2013
Gambar 9.13
Gerak tari daerah Yogyakarta dengan
menggunakan properti selendang.
Sumber gambar: Kemdikbud, 2013
Gambar 9.14
Gerak tari daerah
Banyumas Jawa Tengah dengan meng
gu
nakan properti Kukusan.
E.
Tata Iringan Tari Tradisional
Musik merupakan bahasa universal. Melalui musik
orang dapat mengekspresikan perasaan. Musik tersusun
atas kata, nada, dan melodi. Semua terangkum menjadi
satu. Bahasa musik dapat dipahami lintas budaya, agama,
suku, ras, dan juga kelas sosial. Melalui musik segala
jenis perbedaan dapat disatukan. Musik sebagai iringan
tari dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu iringan
internal dan eksternal. Iringan internal memiliki arti
iringan tersebut dilakukan sekaligus oleh penari. Contoh
iringan internal antara lain pada tari Saman. Penari
manyanyi sebagai iringan sambil melakukan gerak.
Iringan internal juga dijumpai pada tari daerah Papua
penari membunyikan tifa sebagai iringan gerakan.
Iringan eksternal memiliki arti iringan yang berasal
dari luar penari. Iringan ini dapat berupa iringan dengan
menggunakan alat musik yang dimainkan atau pemusik
Kelas VIII SMP/MTs
Semester 1
84
Sumber gambar: Kemdikbud, 2013
Gambar 5.15
Iringan musik eksternal orkes
melayu dengan ciri khas pada alat musik arkodion.
Sumber gambar: Kemdikbud, 2013
Gambar 5.16
Iringan musik eksternal calung
alat musik yang terbuat dari bambu.
atau yang berasal dari
tape recoder
. Jenis tari tradisional
di Indonesia lebih banyak mengguna
ka
n iringan
eksternal daripada iringan internal.
Musik iringan tari memiliki fungsi antara lain:
1) sebagai iring
an gerakan; 2) ilustrasi;
3) membangun
suasana. Musik iring
an tari
sebagai iringan gerakan
memiliki arti bahwa ritme musik sesuai dengan
ritme gerakan tidak sama. Musik dapat ditabuh secara
menghentak tetapi gerakan yang dilakukan dapat
mengalir dan mengalun. Sedangkan musik iringan
sebagai membangun suasana sering dilakukan pada
tarian yang memiliki desain dramatik agar suasana yang
ditampilkan sesuai dengan tujuan cerita.
F.
Berlatih Gerak Tari Tradisional
1.
Kamu telah mengamati da
n belajar tentang keunikan ragam gerak tari
tr
adisional daerah lain dan daerah setempat.
2.
Perhatikan contoh tari tradisional “ T
ari Pakarena “ dari Sulawesi berikut
ini!
3.
Kamu bisa melakukan tari tradisonal yang sesuai dengan tari yang ada di
daerahmu dan lakukanlah secara berpasangan atau berkelompok.
Seni Budaya
85
1.
Ragam Gerak 1 (Ajappa
Na’na)
a.
Tangan kiri menjepit
sarung antara jari telunjuk
dengan jari tangan yang terletak kira-kira 30 cm
dari paha (kingking lipa),
b.
Tangan
kanan memegang kipas dengan jari, kipas
menghadap ke atas dan letak kipas sejengkal dari
dada,
c.
Langkahkan kaki
kanan ke depan, di susul
dengan kaki kiri, sedang letak kipas seperti pada
posisi awal, pandangan ke depan, lalu berjalan
ke depan.
2.
Ragam Gerak 2 (Angnga
yung Kipasa Kanang)
a.
Ayunkan tangan kiri di depan pusar
,
b.
Ayunkan kipas ke depan
dada dan letak jari kipas
meng
hadap ke bawah,
c.
Ayunkan kipas ke arah kanan yang diikuti
dengan
melangkah
kan kaki
kanan ke samping kanan
disertai pandangan ke kanan. Kedua tangan
masing-masing di
ayun ke samping kanan dan
kiri, diikuti
pandangan ke kiri, sedangkan bentuk
jari kipas menghadap ke atas,
d.
Putar kipas ke belakang dengan bentuk jari
kipas
menghadap keluar, diikuti pandangan ke
belakang, posisi kaki jinjit di depan kaki kiri,
e.
Putar kipas yang
membentuk jari kipas
menghadap ke atas, lalu kipas dikembalikan ke
posisi semula,
f.
Putarlah tubuh ke depan yang diikuti langkah
kaki kanan
ke depan, serta ayunan kedua tangan
masing-masing ke samping badan dengan bentuk
jari kipas menghadap ke atas.
Kelas VIII SMP/MTs
Semester 1
86
3.
Ragam Gerak 3 (Sita’lei)
a.
Melangkah berseberangan,
yaitu kaki kanan ke
samping kanan, ayunan kedua tangan masing-
masing di samping badan diikuti dengan
pandangan ke kanan dan bentuk jari kipas
menghadap ke atas.
b.
Ayunan
kedua tangan di depan pusat yang
berakhir di samping badan kanan dan kiri, kira-
kira sejajar dengan bahu, bentuk kipas tergantung,
yaitu jari kipas menghadap ke bawah, kaki kiri
di belakang kaki kanan dan pandangan kearah
kanan.
c.
Langkahkan kaki
kiri ke belakang disertai
ayunan kedua tangan di depan pusat, bentuk
kaki kanan jinjit di depan kaki kiri yang diakhiri
dengan mendhak.
d.
Melangkah berseberangan,
kaki kanan di samping
kanan, ayunan kedua tangan masing-masing di
samping badan diikuti dengan pandangan ke
kanan dan bentuk jari kipas menghadap ke atas.
e.
Ayunan
kedua tangan di depan pusat yang
berakhir di samping badan kanan dan kiri, kira-
kira sejajar dengan bahu, bentuk kipas bergantung
yaitu jari kipas menghadap ke bawah, dan kaki
kiri di belakang kaki kanan pandangan kearah
kanan.
f.
Langkahkan kaki
kiri ke belakang disertai
ayunan kedua tangan di depan pusat, bentuk
kaki kanan jinjit di depan kaki kiri yang diakhiri
dengan mendhak.
g.
Melangkah berseberangan, kaki kanan ke
samping kanan, ayunan
kedua tangan masing-
masing di samping badan diikuti dengan
pandangan ke kanan dan bentuk jari kipas
menghadap ke atas.
h.
Ayunan
kedua tangan di depan pusat yang
berakhir di samping badan kanan dan kiri, kira-
kira sejajar dengan bahu, bentuk kipas tergantung
yaitu kipas menghadap ke bawah, kaki kiri di
belakang kaki kanan dan pandangan kearah
kanan.
Seni Budaya
87
i.
Langkahkan kaki kiri ke samping kaki kanan
disertai ayunan kedua tangan di depan pusat
dengan posisi penari berhadapan, bentuk kaki
kiri jinjit
di samping kaki kanan dan diakhiri
dengan mendhak. Me
langkah berseberangan
kaki
kanan ke samping kanan, ayunan kedua
tangan masing-masing di samping badan diikuti
dengan pandangan ke kanan dan bentuk jari
kipas menghadap ke atas.
j.
Ayunan
kedua tangan di depan pusat yang
berakhir di samping badan kanan dan kiri, kira-
kira sejajar dengan bahu, bentuk kipas tergantung
yaitu jari kipas menghadap ke bawah, kaki kiri
di belakang kaki kanan dan pandangan kearah
kanan.
k.
Langkahkan kaki
kiri ke belakang disertai
ayunan kedua tangan di depan pusat, bentuk
kaki kanan jinjit di depan kaki kiri yang diakhiri
dengan mendhak.
l.
Kaki kanan melangkah ke samping kanan diikuti
kaki
kiri, kedua tangan masing-masing diayun
ke samping badan diikuti dengan pandangan ke
kanan.
m.
Tangan
kiri diputar di atas kipas yang terletak di
depan badan lalu kaki kiri diseret ke belakang
diikuti kaki kanan untuk kembali ke bentuk
semula.
n.
Melangkah berseberangan, kaki kanan ke
samping kanan, ayunan
kedua tangan masing-
masing di samping badan diikuti dengan
pandangan ke kanan dan bentuk jari kipas
menghadap ke atas. Ayunan kedua tangan di
depan pusat yang berakhir di samping badan
kanan dan kiri, kira-kira sejajar dengan bahu,
bentuk kipas bergantung yaitu jari kipas
menghadap ke bawah, kaki kiri di belakang kaki
kanan dan pandangan ke arah kanan.
o.
Langkahkan kaki
kiri ke belakang disertai ayunan
kedua tangan di depan pusat, bentuk kaki kanan
jinjit di depan kaki kiri yang diakhiri mendhak.
p.
Melangkah berseberangan, kaki kanan ke
samping kanan, ayunan
kedua tangan masing-
Kelas VIII SMP/MTs
Semester 1
88
masing di samping badan diikuti dengan
pandangan ke kanan dan bentuk jari kipas
menghadap ke atas
q.
Ayunan
kedua tangan di depan pusat yang
berakhir di samping badan.
r.
Langkahkan kaki kiri ke samping kaki kanan
disertai ayunan kedua tangan di depan pusat
dengan posisi penari berhadapan, bentuk kaki
kiri jinjit di samping kaki kanan yang diakhir
dengan mendhak.
s.
Melangkah berseberangan, kaki kanan ke
samping kanan ayunan kedua tangan masing-
masing di samping badan diikuti dengan
pandangan ke kanan dan bentuk jari kipas
menghadap
ke atas. Ayunan kedua tangan
di depan pusat yang berakhir di samping
badan kanan, kipas tergantung yaitu jari kipas
menghadap ke bawah, kaki kiri di belakang kaki
kanan dan pandangan ke arah kanan.
t.
Langkahkan kaki
kiri ke belakang disertai
ayunan kedua tangan di depan pusat, bentuk
kaki kanan jinjit di depan kaki kiri yang diakhiri
dengan mendhak.
u.
Kaki kanan
melangkah ke samping kanan, diikuti
kaki kiri kedua tangan masing-masing diayun ke
samping badan diikuti dengan pandangan kanan.
v.
Tangan
kiri diputar di atas kipas yang terletak di
depan badan, lalu kaki kiri diseret ke belakang
disusul kaki kanan. Duduk perlahan-lahan,
bentuk jari kipas menghadap ke atas yang terletak
di depan pusat yang tertumpu di atas antara paha
dan lutut kanan, sedang tangan kiri diayun ke
bawah untuk menjepit sarung (kingking lipa)
dan pandangan tetap ke bawah.
Seni Budaya
89
4.
Ragam Gerak 4 (Ammempo Kulantu)
a.
Putaran kedua tangan ke samping kanan dan kiri
diikuti pandangan
ke samping kanan. Putaran
kedua tangan yang berakhir di depan pusat lalu
tangan kiri diletakkan di depan pusat dengan
bentuk ujung jari menghadap ke bawah,
sedangkan tangan kanan yang memegang kipas
dengan bentuk jari-jari kipas menghadap ke atas.
Putaran kipas ke belakang diikuti pandangan ke
belakang, bentuk jari kipas menghadap ke bawah
dan tangan kiri masih tetap terletak di pusat.
b.
Kipas dibalik sehingga bentuk kipas menghadap
ke atas,
lalu diayun ke depan dada untuk kembali
ke bentuk semula yang selalu diikuti dengan
pandangan.
c.
Putaran kedua tangan ke samping kanan dan
k
iri yang diikuti pandangan ke samping kanan.
d.
Putaran kedua tangan yang berakhir di depan
pusat dengan bentuk ujung tangan menghadap
ke bawah dan tangan kanan yang memegang
kipas menghadap ke atas.
e.
Putaran kipas ke belakang yang diikuti dengan
pandangan
ke belakang, sedang bentuk jari kipas
menghadap keluar
f.
Berdiri perlahan-lahan
sambil mengayunkan
tangan kiri ke atas lalu diputar di depan
pundak yang diikuti dengan pandangan.
Tangan kiri diayun ke bawah samping kiri badan
untuk menjepit sarung (kingking lipa) dengan
berbarengan tangan kanan membalikkan kipas
dengan bentuk jari menghadap ke bawah yang
diakhiri dengan mendhak.
g.
Ayunan kipas ke samping kanan badan dengan
jari kipas menghadap ke atas, bentuk tangan kiri
masih tetap kingki
ng lipa, kaki kanan bergeser
ke samping kanan, pandangan ke
arah kanan dan
bentuk kaki jinjit sejajar dengan kaki kanan.
h.
Ayunan
tangan kiri ke atas yang diputar di depan
pundak, kemudian diayun ke bawah untuk
menjepit sarung yang berbarengan dengan kipas
Kelas VIII SMP/MTs
Semester 1
90
yang diputar di samping kanan paha, akhirnya
bentuk kipas dalam keadaan tertutup.
i.
Langkahkan kaki kanan ke depan yang disusul
k
aki kiri, bentuk kedua tangan mengayun kipas
dalam keadaan ter
tutup di
depan badan.
j.
Tarikan kaki kiri ke belakang yang disusul
kaki kanan, bentuk tangan kiri mengayun ke
bawah untuk menjepit sarung, tangan kanan
memutar kipas di depan pundak akhir
nya b
entuk
kipas dalam keadaan terbuka dengan jari kipas
yang menghadap ke luar.
k.
Langkahkan kaki kanan ke samping kanan
yang diikuti kaki kiri, bentuk tangan kanan
mengayunkan kipas
ke samping kanan.
Langkahkan kaki kiri ke samping kiri yang
disusul kaki kanan bersamaan dengan tangan kiri
yang diputar di belakang kipas.
5.
Ragam Gerak 5 (Angngangka Cinde)
a.
Berdiri perlahan-lahan
lalu tangan kiri diayun
memutar di samping kipas sedangkan tangan
kanan yang memegang kipas dengan selendang
terletak di depan pusat juga.
b.
Tangan kiri ke bawah di samping kiri badan
untuk
menjepit sarung sedangkan tangan diayun
ke samping kanan sejajar dengan pundak yang
diikuti dengan pandangan ke kanan.
c.
Tangan kiri diputar lalu diayun ke pundak
sedangkan kaki kiri disusul dengan kaki kanan.
d.
Langkahkan kaki kanan yang disusul kaki kiri
lalu kembali
ke samping kiri sedangkan tangan
kanan diayun ke samping badan sejajar dengan
pundak yang diikuti dengan pandangan ke kanan
dilakukan dengan dua kali.
e.
Kedua tangan terletak di depan
badan dengan
memegang kipas dan selendang dengan
pandangan ke depan.
f.
Langkahkan kaki
kanan ke belakang yang diikuti
kaki kiri dengan ayunan tangan ke samping
kanan badan posisi penari berhadapan.
Seni Budaya
91
g.
Langkahkan kaki kiri ke belakang yang disusul
kaki kanan
dengan ayunan tangan ke depan
badan akhirnya posisi penari bertolak belakang
h.
Tangan kiri mengembalikan
selendang ke tempat
semula yaitu diletakkan di pundak kiri badan
untuk men
jepit sarung yang berbarengan dengan
tangan kanan yang diputar sehingga bentuk
kipas
dalam keadaan terbuka yaitu jari kipas
menghadap keluar yang terletak di depan dada.
6.
Ragam Gerak 6 (Angayung Kipasa
Appa Sulapa)
a.
Langkahkan kaki kanan
ke samping kanan yang
disusul dengan kaki kiri, tangan kanan diayun
ke samping kanan badan dengan bentuk jari
kipas menghadap ke atas yang di
ikuti dengan
pandangan kanan.
b.
Kaki kiri ke samping yang disusul kaki kanan,
tangan kiri
diayun ke atas sejajar dengan pundak
lalu diputar dan turun ke samping kiri badan
untuk kingking lipa dengan ber
barengan tangan
kanan lalu kembali
ke depan dada dengan bentuk
jari kipas menghadap ke bawah.
c.
Ragam ini
dilakukan sebanyak 4 kali dengan
arah mata angin dan berakhir dengan jari kipas
menghadap ke atas yang terletak di depan badan
yaitu kembali pada posisi awal (posisi seperti
semula).
7.
Ragam Gerak 7 (Adakka T
assikali-kali / Renjang-
Renjang)
a.
Tangan kiri menjepit
sarung antara jari telunjuk
dengan jari tengah yang terletak kira-kira 30 cm
dari paha (kingking lipa).
b.
Tangan kanan memegang kipas dengan
j a r i k i p a s meng
hadap ke
atas dan letak kipas
sejengkel dari dada.
c.
Langkahkan kaki kanan ke depan yang disusul
de
ngan kaki kiri, sedang letak kipas seperti
pada posisi awal, pandangan ke depan kira-
kira 3m dari depan lalu ber
ja
lan ke depan
dengan hitungan 2 kali
d.
Berjalan renjang-renjang untuk pulang (keluar)
d
engan posisi awal seperti pada ragam semula.
Kelas VIII SMP/MTs
Semester 1
92
Kamu telah meragakan gerak tari tradisional yang
bersumber pada gerak tari Pakarena dari Sulawesi Selatan.
Sekarang kerjakan soal-soal di bawah ini!
1. Tulislah tiga alasan mengapa pola lantai pada
penciptaan karya seni tari memiliki peran penting?
_________________________________________
_________________________________________
_________________________________________
_________________________________________
_________________________________________
2. Mengapa tata rias dan busana diperlukan dalam
pementasan tari?
_________________________________________
_________________________________________
_________________________________________
_________________________________________
_________________________________________
3. Sebutkan unsur-unsur pendukung tari!
_________________________________________
_________________________________________
_________________________________________
_________________________________________
_________________________________________
_________________________________________
_________________________________________
G. Uji Kompetensi
H. Rangkuman
Gerak merupakan elemen paling dasar pada tari.
Gerak dapat mencirikan suatu tari dari mana berasal.
Tari
merupakan rangkai-rangkaian gerak sebagai simbol yang
memiliki makna sehingga merupakan rangkaian cerita.
Gerak tari yang bersumber pada ragam gerak Jawa berbeda
dengan Sumatra, Sulawesi maupun daerah lainnya.
Seni Budaya
93
Kondisi sosiologis dan antropologis serta demografis
mem
pe
ngaruhi setiap ragam gerak pada tari.
T
ari pada keratin misalnya gerak yang dilakukan lebih
terasa halus dan tenang. Kondisi ini tentu sesuai dengan
lingkungan keraton yang lebih menonjolkan kedamaian
dan ketenteraman serta keteraturan. Gerak tari yang
berkembang di masyarakat luas terkesan spontan,
dinamis, serta mudah dilakukan oleh siapa saja. Jenis-
jenis tari pergaulan merupakan salah satu contoh gerak
tari yang berasal dari keseharian masyarakat luas.
Tari Zapin misal
nya, merupakan
tari pergaulan yang
dapat ditarikan dimana saja, kapan saja, dengan siapa
saja pada saat pesta pernikahan, pesta adat, serta pesta
panen. Komposisi tari pun dilakukan secara sederhana
dan spontan, tidak ada aturan baku sebagai salah satu
ciri tari kerakyatan.
Perbedaan tari tradisional juga dapat dijumpai pada
tata rias dan busana yang digunakan. Tata rias dan busana
yang digunakan selain berfungsi untuk menunjukkan
asal daerah tetapi juga dapat menunjukkan karakter tari.
Tari Jatayu pada epos Ramayana misalnya menggunakan
pakaian yang mirip dengan seekor burung Rajawali. Tata
rias dan busana pada tari Merak juga menunjukkan pada
karakter seekor burung Merak dengan menggunakan
sayap yang indah. Tari Merak gaya Sunda dengan gaya
Jawa Tengah juga berbeda dari segi tata busana.
Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sebuah tari dapat merupakan identitas daerah di mana
tarian tersebut berasal dan berkembang.
I. Refleksi
Setelah kamu
mempelajari dan berlatih merangkai
gerak tari tradisional renungkan segala sesuatu yang
telah dilakukan selama pembelajaran. Kamu perlu
melakukan refleksi diri.
Kelas VIII SMP/MTs
Semester 1
94
No.
Pernyataan
1
Saya berusaha belajar tari tradisonal di daerah saya dengan sungguh-
sungguh.
o
Ya
o
Tidak
2
Saya berusaha belajar tari tradisional daerah lain dengan
sungguh-sungguh.
o
Ya
o
Tidak
3
Saya mengikuti pembelajaran tari tradisional dengan tanggung jawab.
o
Ya
o
Tidak
4
Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami pada saat
pembelajaran merangkai gerak tari tradisional.
o
Ya
o
Tidak
5
Saya berperan aktif dalam kelompok pada pembelajaran merangkai
gerak tari tradisional.
o
Ya
o
Tidak
6
Saya menghargai keunikan ragam gerak tari tradisonal daerah saya.
o
Ya
o
Tidak
1.
Penilaian Pribadi
Nama
: .................................................
Kelas
: ..................................................
Semester
: ..................................................
W
aktu penilaian
: ..................................................
Setelah kamu belajar dan merangkai serta melakukan
gerak tari tradisional, isilah kolom dibawah ini :
Seni Budaya
95
2. Penilaian Antarteman
Nama teman yang dinilai
: .........................................
Nama penilai
: .........................................
Kelas
: .........................................
Semester
: .........................................
Waktu penilaian
: ...................... ..................
No.
Pernyataan
1
Berusaha belajar dengan sungguh-sungguh untuk dapat melakukan
gerak tari tradisional.
o
Ya
o
Tidak
2
Mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian sehingga
dapat melakukan gerak tari tradisional sesuai dengan hitungan.
o
Ya
o
Tidak
3
Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami pada
pembelajaran merangkai gerak tari tradisional.
o
Ya
o
Tidak
4
Berperan aktif dalam kelompok berlatih merangkai gerak tari
tradisional.
o
Ya
o
Tidak
5
Menyerahkan tugas tepat waktu tentang merangkai gerak tari
tradisional.
o
Ya
o
Tidak
6
Menghargai keunikan ragam seni tari tradisional.
o
Ya
o
Tidak
Keunikan merupakan rahmat Tuhan dan merupakan ke
nyataan maka perlu
dihar
gai dan disyukuri keberadaannya. Tuhan mencipta
kan manusia
secara
bersuku-suku dan ber
bangsa-bangsa untuk saling mengenal s
atu dengan lainnya.
Jadi keunikan yang ada di dunia pada hakikatnya merupakan pemberi
an
T
uhan bukan buatan manusia. Perbedaan suku membuat perbedaan seni juga
budayanya. Perbedaan ini karena kebutuhan akan seni dan budaya setiap suku
ber
beda-beda.
Hidup rukun dan menjaga kemajemukan sebagai ciptaan Tuhan merupakan
tugas hidup manusia dalam memelihara rasa kemanusia
an yaitu dengan
cara menghar
gai manusia sebagai manusia ciptaan Tuhan. Jika kita
mampu menghargai dan melestari
kan keragaman seni budaya maka pada
hakikatnya kita sedang memelihara apa yang sudah
Tuhan ciptakan dan
dititipkan kepada umat manusia.